Woww... Tebu Bisa Jadi BBM

Semua orang tahu tebu. Tapi siapa sangka tebu bisa jadi bahan bakar alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kabar terbaru, PT Pertamina (Persero) saat ini tengah mengembangkan bioetanol berbahan baku. Alasannya, karena Indonesia memang kaya akan tanaman yang rasanya manis tersebut.

Technology and Product Development Manager Gas Directorate Pertamina Andianto Hidayat mengatakan, Indonesia adalah salah satu penghasil tebu terbesar. Karena itu, perusahaan plat merah itu akan memanfaatkan tebu. Selain juga agar tidak terjadi tumpang tindih antara kebutuhan energi dengan kebutuhan pangan. 

Second generation bioetanol, saat ini mandatori pemerintah baru 2 persen. Kalau etanol ke gasoline, premium, pertamax, atau pertamax plus," kata Adianto, di Jakarta, Jumat (10/4/2015).

Adian juga mengatakan pemanfaatan tebu ini untuk bahan bakar tersebut sebenarnya meniru Brasil. Negara samba itu, menurutnya, sangat berhasil memanfaatkan tebu sebagai bioetanol. Produksi mencapai 80-90 persen.

Indonesia, dia bilang, terbilang unik. Karena dapat membuat mesin yang mengonsumsi etanol, serta memproduksi tebu yang banyak. Tapi sayang, hasilnya dipakai orang asing. 

“Uniknya mesin yang mengonsumsi tersebut diproduksi di Toyota Indonesia yang diekspor ke Brasil. Sedangkan di Indonesia punya etanol, produksi etanol tapi dipakai orang luar. Kita tetap pakai minyak,” ungkapnya. 

Tak hanya tebu, Pertamina juga berencana mengembangkan bioetanol dengan bahan baku rumput gajah. Nanti, Pertamina akan berkoordinasi dengan BUMN lainnnya yakni PT RNI (Persero) untuk mengembangkan bioetanol tersebut. 

“Sebelumnya kami sudah mengembangkan biodiesel dari kelapa sawit,” katanya.

Untuk diketahui, Brasil merupakan negara produsen bioethanol terbesar kedua di dunia. Tak hanya itu, negara kelahiran Ronaldo tersebut juga banyak mengekspor sumber energi ini.

Saat ini, Brasil dan Amerika Serikat saat ini menguasai 87,8 %produksi ethanol dunia. Sedangkan di Indonesia, pemerintah baru menerapkan mandatori bioethanol sebesar 2%.

Semoga pengembangan bioetanol ini berhasil. Bahan Bakar Alternatif juga ditemukan. Sehingga kita tidak tergantung terus sama minyak. Apalagi harga minyak lagi mahal. Karena terus dinaikkan oleh pemerintah. (cho)

0 komentar:

Post a Comment