Pendidikan Koloniaslisme Belanda (3)



Diperlukannya suatu pijakan yang kuat bagi kolonialisme Belanda dalam mengorganisasikan keuntungan dari negara jajahan, berimbas pada politik pendidikan kolonial yang sesuaikan dengan watak politik Belanda pada masa itu.

Berhubungan dengan ini, watak dan praktek pendidikan kolonial dapat dilihat dalam beberapa ciri sebagai berikut:

  1. Sistem Dualisme; Dalam system dualisme diadakan garis pemisahan antara system pendidikan untuk golongan Eropa dan system pendidikan unutk golongan bumi putra. Jadi disini diadakan garis pemisah sesuai dengan politik Kolonial yang membedakan antara bumi putra dan pihak penjajah.
  2. SIstem Korkondasi; Sistem ini berarti bahwa pendidikan didaerah penjajahan disesuaikan dengan pendidikan yang terdapat di Belanda. System ini diasumsikan bahwa dengan System yang berkondasi dengan system yang ada di negeri Belanda, maka mutu pendidikan terjamin setingkat pendidikan di Negara Belanda.
  3. Sentralisasi pendidikan; Kebijakan pendidikan dizaman kolonial diurus oleh departemen pengajaran. Departemen ini yang mengatur segala sesuatu mengeani pendidikan dengan perwakilannya yang terdapat dipropinsi-propinsi Besar.
  4. Menghambat  gerakan nasional; Pendidikan pada masa itu sangat selektif karena bukan diperuntukan untuk masyarakat pribumi putra untuk mendapatkan pendidikan dengan seluas-luasnya atau pendidikan yang lebih tinggi. Didalam kurikulum pendidikan kolonial pada waktu itu, misalnya sangat dipentingkan penguasaan bahasa belanda dan hal-hal mengenai negeri belanda. Misalnya dalam pengajaran ilmu bumi, anak-anak bumi putra harus menghapal kota-kota kecil yang ada di negeri Belanda.
  5. Tidak adanya perencanaan pendidikan yang sistematis;  Perkembangan pendidikan merupakan rangkaian kompromi antara usaha pemerintah untuk memberikan pendidikan minimal bagi pribumi dan tuntutan yang terus menerus dari pihak Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang sama dengan orang Belanda.

0 komentar:

Post a Comment